Dak lantai beton merupakan salah satu alternatif lantai tingkat atas untuk rumah bertingkat, selain pelat lantai kayu dan keramik komposit beton (keraton).
Lantai bertingkat diperlukan untuk menambah ruang bangunan bagi lahan
terbatas. Hal ini terutama di daerah perkotaan dimana harga tanah sangat
tinggi. Membuat rumah bertingkat akan lebih hemat daripada menambah
luasan lahan. Itupun kalau lahannya ada, kalau tidak tentunya menambah
lantai satu-satunya pilihan. Semakin luas lantai semakin tebal kebutuhan
dak-nya begitu pula balok sebagai penahan beban. Bagaimana cara
menghitungnya, simak sampai selesai artikel ini.
Pelat lantai beton dibuat dengan menggunakan material utama besi dan
beton yang terdiri dari campuran semen, pasir, koral/split dan air
dengan komposisi sesuai kebutuhan tingkat kekuatan (mutu). Cara
pengerjaannya adalah dengan membuat rangka besi terlebih dahulu yang
kemudian dipasang diatas cetakan plat beton. Cetakan beton biasanya
terdiri dari papan yang dilapis triplek agar lebih rapi kemudian
disangga scafolding atau perancah lainnya seperti bambu, galam ataupun
kayu. Setelah rangka besi plat terpasang dan diikat menyatu dengan
menggunakan kawat beton baru dilakukan pengecoran secara kontinyu hingga
cor betonnya merata.
Tidak semua bangunan membutuhkan pelat lantai yang sama tebalnya.
Semakin luas bentang maka semakin tebal yang dibutuhkan dan semakin
tebal balok yang mesti dipersiapkan. Hitungan sederhana untuk menentukan
kebutuhan tebal pelat lantai beton adalah dengan menggunakan rumus
berikut : 1/40 x L. L adalah lebar bentang, misalnya bangunan 4 x 4 m,
maka 1/40 x 4 = 0,1 atau 10 cm. Rumus balok 1/12 x L. Jadi balok yang
mesti dipersiapkan untuk menahan beban adalah 1/12 x L = 0,33 atau 33
cm. Terkadang, tukang konvensional akan membuat dak setebal 12 cm untuk
luasan diatas (overspek). Meskipun kekuatannya berlebih namun
konsekuensinya beban juga bertambah, efeknya akan membebani struktur
keseluruhan, artinya dibutuhkan struktur yang lebih kuat. Tentunya ini
akan menambah cost yang sebenarnya tidak diperlukan. Akibat fatal dari
overspeck adalah nantinya saat ada gempa besar struktur tanah tidak
mendukung, bangunan tetap runtuh atau rusak dengan material lebih berat
dan lebih merusak. jadi intinya membangun cukup adalah lebih baik
daripada overspek. Untuk lebih baiknya sebelum anda membangun sebuah
rumah tingkat konsultasikan lebih dengan dengan arsitek yang ahli
dibidangnya.
Oh ya, bagi anda yang memerlukan kiat dan tips dalam menghemat dan menekan budget pembangunan rumah, silakan klik :
Oh ya, bagi anda yang memerlukan kiat dan tips dalam menghemat dan menekan budget pembangunan rumah, silakan klik :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar